watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

KARENA TERLAMBAT DATANG


Aku ingin menceritakan satu pengalaman terbaru
setelah mendapat pekerjaan di sebuah
perusahaan swasta di Bandung baru-baru ini.

Pagi itu, aku terlambat masuk kantor karena
ketiduran. Semalaman aku menyaksikan dua
buah Blue Film versi Indonesia. Karena kesiangan,
aku jadi malas pergi ke kantor. Namun,
keterlambatan itu akhirnya membuatku meraih
sesuatu yang sudah lama kuidam-idamkan.

Saat aku masuk kantor, semua pegawai wanita
memandangku dengan heran. Sementara teman-
teman yang pria kelihatan cuek-cuek saja.
“Tumben Win, Kamu kesiangan.. biasanya Kamu
datang paling awal.. awas lho, hari ini personalia
kantor Kita orang baru lho. Aku berani bertaruh,
Kamu pasti akan dimarahi habis-habisan..” suara
Susan terdengar mengejek.
Kemudian Meina menimpali, “Pasti Kau kena
marah dan bisa-bisa dipecat lho..!”
Belum selesai ia melanjutkan perkataannya, Frida
memotongnya sambil cengengesan, “Taruhan..
You pasti dihukum.. ha ha ha ha..”
Mendengar itu, aku pun membalas ledekan
mereka, “Oke kalo begitu.. Kita taruhan aja.. kalo
Aku tidak dimarahin, Kalian harus mau kencan
satu-persatu denganku mulai malam ini.

Gimana..?”
Karuan saja teman-teman pria yang tadi sedang
sibuk di mejanya masing-masing langsung
mengeluarkan suara, “Huu..ngaco Kamu.. Win,
beraninya Kamu memanfaatkan kesempatan
dalam kesempitan. Lalu bagaimana kalo Kamu
yang kalah..?”
“Berarti Aku yang harus mentraktir Kalian semua
makan malam ini di HOKA-HOKA BENTO, setuju
nggak..?” tanyaku lagi dengan perasaan dag-dig-
dug tidak karuan.


Soalnya, hari itu akhir bulan dan kondisi
keuanganku lagi kembang kempis.
“Setuju..” jawab Frida, Meina, dan Susan hampir
bersamaan.
Yang lain bertepuk tangan dengan ramainya.
Tiba-tiba pintu ruang Kabag Personalia dan
Umum terbuka. Seorang wanita cantik keluar dari
sana, lalu memanggil namaku dengan suara
galak, “Winarto, harap masuk ke ruanganku
sekarang.. ada yang ingin kubicarakan..”
Oh.. itu rupanya Kabag Personalia yang baru.
Dengan semua mata tertuju ke arahku, aku
berusaha melangkah dengan tegap (seperti
seorang prajurit yang siap tempur kali, ya) ke
arah ruangan personalia. Aku yakin seratus
persen bahwa mereka begitu berharap agar aku
yang akan kalah dan mentraktir mereka semua.

Ya Tuhan, moga-moga aku tidak dimarahi,
demikian doaku dalam hati. Setelah berada di
dalam kantor itu, aku langsung duduk
berhadapan dengan wanita cantik itu. Kutaksir
umurnya baru 35 tahun. Masih muda, cantik dan
seksi juga. Belahan baju di dadanya begitu
rendah. Aku terpana melihatnya. Karena sadar
bagian tubuhnya diperhatikan, ia segera
membetulkan bajunya itu.
“Winarto, Kamu biasanya datang awal.. kok hari
ini kesiangan..?” tanyanya ramah dan terlihat
senyum di bibirnya.

“Maaf Bu.. tadi Saya kesiangan.. maklum Bu, Saya
masih bujangan.. jadi ya.. tidak ada yang
membangunkan..” jawabku polos masih dengan
hati dag-dig-dug. Takut kalo aku kalah bertaruh
dengan kawan-kawan di luar sana.
“Ya sudah.. lain kali jangan diulangi ya..? Oh ya,
kau harus memanggilku Bu Tania.. Selamat
Bekerja..” ujarnya sambil berdiri untuk
mempersilahkan aku keluar dari ruangannya.
Dengan perasaan senang, aku membuka pintu,
lalu keluar dari sana. Dan rupanya, mereka semua
yang di luar menguping apa yang terjadi di dalam
kantor itu. Saat aku keluar dan berjalan ke arah
meja kerjaku, kulihat Frida, Meina, dan Susan
terlihat lemas dan pucat. Entah apa yang mereka
rasakan. Aku sih merasa amat senang. Karena
mulai malam ini, aku bisa menikmati ketiga tubuh
molek itu satu persatu. Memang di antara para
pegawai yang bekerja di ruangan itu, ketiganya
memang yang paling cantik, putih dan
seksi.Malamnya, jam sudah menunjukkan pukul
tujuh lebih seperempat. Semua pegawai sudah
pulang. Tinggallah aku dan Meina yang pura-pura
lembur. Padahal kami punya tujuan lain. Setelah
semuanya aman, aku bergerak menuju meja
kerja Meina yang rupanya sudah di siapkan sejak
beberapa menit yang lalu. Meina ini memang
amat cantik, umurnya baru 32 tahun. Ia seorang
janda beranak dua. Namun bodinya tetap saja
masih seksi dan segar. Buah dadanya terlihat
amat menonjol. Mungkin ukuran 36D. Tanpa
basa-basi lagi, aku memeluknya dan mencium
bibirnya dengan semangat. Ia pun membalasnya.

Lidahnya terasa masuk dan bermain-main di
mulutku. Sambil terus berpagutan, aku dengan
cepat membuka stelan blazer yang dikenakannya.
Sekarang tinggal BH dan celana dalamnya yang
berwarna biru muda. Bulu-bulu kemaluannya
begitu lebat sehingga sebagian terlihat keluar dari
celananya. Melihat itu, langsung saja penisku
bergerak naik turun dan terasa mulai mengeras.
Sementara itu, aku meremas-remas dadanya.

Wah.. besar dan kenyal. Ia terus saja membuka
pakaian yang masih melekat pada tubuhku.
Sementara itu dengan sekali tarik, kulepaskan tali
pengait BH-nya. Dan benar, tersembullah dua
bukit kembar yang besar berwarna putih bersih,
dengan puting coklat kemerah-merahan. Aku
menatap wajahnya. Wajahnya terlihat begitu
berharap, aku segera melakukan sesuatu pada
dirinya. Aku memintanya jongkok. Ia pun
mengerti, lalu meraih penisku. Langsung ia
menjilatinya seperti seorang anak sedang menjilat
es krim.

“Ugh.. ugh.. ugh..” terdengar suara lenguhannya.
Ia terus saja mengulum dan menghisap-hisap
batang ajaibku itu. Setelah besar dan tegang, ia
merubah posisinya dengan berdiri dan
menunduk membelakangiku. Aku pun meraih
penisku dan pelan-pelan ku susupkan ke liang
senggamanya dari arah belakang. Aku tusukkan
dengan perlahan, namun pasti.
“Bless.. jeb.. bless.. ciplok.. plak.. plak..” terdengar
bunyi kemaluannya dan batang keperkasaanku
bersentuhan.
Suara daging yang bertabrakan pun mengiringi
permainan kami yang penuh nafsu. Meina
bergerak ke belakang dan ke depan. Aku
memeluknya sambil memegang kedua bukit
kembarnya.
Sepuluh menit berlalu, dan tiba-tiba aku merasa
ada sesuatu yang hendak keluar dari dalam
tubuhku.

“Aku mau keluar nih, Meina.. di dalam atau di
luar..?” erangku.
“Di pantatku saja, Win..!” jawabnya seenaknya.
Lalu kucabut batang kejantananku dari liang
senggamanya dan kusemprotkan mani sebanyak
mungkin ke pantat seksinya. Setelah selesai,
Meina tersenyum puas.
“Kapan-kapan Kita lakukan lagi ya, Win..?” ujarnya
sambil mengenakan pakaiannya dan segera
keluar dari kantor untuk pulang.
Aku hanya bisa tersenyum lirih mendengarnya.

Besok malamnya, giliran Susan yang akan
kukerjai. Susan ini masih muda sekali. Ia berumur
25 tahun. Buah dadanya cukup besar, 34B. Tapi
bentuk tubuhnya itu bak gitar Spanyol. Kudengar
sih dia masih perawan. Akan kubuktikan malam
ini, apakah itu benar. Singkat cerita, kami bertemu
di sebuah hotel di daerah Paskal. Di dalam kamar
itu, www.ceritaindo.sextgem.com ia sudah menunggu dengan hanya
mengenakan BH hitam dan celana dalam yang
juga hitam. Begitu aku masuk, ia langsung
memegang pangkal pahaku.
“Udah tegang belum, Win.. kalo belum Aku hisap
ya..?” katanya dengan penuh nafsu.

“Boleh..” jawabku dengan hati senang.
Langsung saja ia menyuruhku berbaring di
ranjang. Ia sendiri melakukan aksinya. Semua
pakaianku dipreteli. Lalu sambil tiduran di dekat
pangkal pahaku, ia menghisap, mengulum dan
menjilat batanganku dengan semangat 45.
“Punyamu ternyata besar juga ya, Win..
Terkadang tanpa sengaja, di kantor aku
memperhatikan bagian ajaibmu ini.. Ternyata
lebih besar dari yang Kuduga..” ujarnya di
tengah-tengah aksinya menghisap-hisap penisku
yang membesar.

Setelah beberapa saat, kami merubah posisi. Aku
menjilat dan menghisap-hisap bagian klitoris
vaginanya, sedangkan ia masih terus mengulum
batang kemaluanku. Setelah kami masing-masing
merasa cukup puas, ia langsung bangkit dan
duduk di atas penisku. Dengan pelan diraihnya
penisku, lalu dimasukkannya ke liang
keperawanannya dari bawah.
Dan, “Bless.. jeb.. bless..!”
Ia turun naik sambil bergerak memutar ke kanan
ke kiri. Kesempatan itu aku pergunakan untuk
menghisap payudaranya sambil duduk.

Putingnya makin membesar dan terasa wangi.

Sesuatu berwarna merah tiba-tiba membasahi
seprei kasur kami. Darah..! Wah.. rupanya benar,
ia masih perawan. Syukurlah kalau begitu.

Kutatap wajahnya. Tak kulihat penyesalan di sana.

Beberapa menit kemudian, aku ejakulasi. “Crot..
crot.. crot..!” Sekitar sepuluh kali semprotan
spermaku membasahi vaginanya.
Ia pun terlihat orgasme. Saat kucabut batang
penisku, senjataku itu terlihat basah. Pastilah
cairan kelaminnya telah keluar.
“Win.. aku rela menyerahkannya pada Kamu.

Aku sebenarnya sudah jatuh hati padamu sejak
hari pertama Kau bekerja di kantor. Cuma Aku
tidak tahu apa Kau suka padaku atau tidak.”
katanya tiba-tiba setelah kami berdua berbaring
sebelah menyebelah.
“San.. terima kasih untuk semuanya. Aku
bersedia jadi pacarmu.. cuman besok Aku harus
melayani Frida, Kau tidak keberatan, kan..?”
jawabku dengan mantap sambil menatap kedua
bola matanya yang hitam dan bulat.
“Tentu tidak, Win.. Kau harus memenuhi janji
itu.. apapun yang terjadi..” jawabnya sambil
merebahkan kepalanya di dadaku.

Aduh senangnya mendengar semua yang
dikatakan Susan. Hatinya kini jadi milikku. Ya, apa
pun yang terjadi. Besok malam, aku akan
melayani Frida. Wanita itu memang seks maniak.


Ia sudah sering mengecani teman-teman
sekantor tanpa bayaran. Ia juga masih muda, 27
tahun. Namun buah dadanya lebih besar dari
Susan, ukurannya 36 A. Tentu aku harus
menggunakan tekhnik-tekhnik tertentu untuk
berhubungan dengannya. Saat sudah bertemu
dengannya di kamar kostnya (karena ia berasal
dari Pontianak), langsung saja ia mengerjai
senjataku dengan rakus. Diemut, dihisap, dijilat
dan dikulum-kulum berkali-kali dengan ganasnya.

Duh.. hampir saja aku ejakulasi. Tapi dengan
sekuat tenaga kutahan. Lalu kubalas dengan
ganas pula. Tanpa menjilati kemaluannya lagi, aku
gesek-gesekkan penisku ke sekitar liang
vaginanya. Setelah ia terlihat siap, kutelusupkan
penisku dengan penuh nafsu dan kudorong
dengan sekuat tenaga.
“Auuwww..” jeritnya.
“Pelan-pelan dong, Win.. sakit sekali.. Penismu
penis paling besar yang pernah memasuki
memekku..” katanya sambil meringis.

Ah, masa bodoh. Pokoknya aku harus membuat
wanita ini sampai puas dan kalau perlu tidak bisa
berdiri. Hehehehe.. Aku terus saja
menghujamkan penisku ke dalam liang
senggamanya. Frida menggoyangkan pantatnya
ke arah atas dan bawah sambil berputar-putar.
Sementara tangan kananku meremas-remas
payudaranya yang sintal dan kenyal. Mulutku
juga kupakai untuk memuaskannya. Lidahku
kupelintir di dalam mulutnya. Dan benar, ternyata
ia KO duluan.

“Aku mau keluar, Win.. Kamu berapa lama lagi..?”
tanyanya sambil kedua tangannya
mencengkeram seprei dengan kuat.
“Keluarkan saja, Frid.. Aku masih lama.. jangan
kuatir, Sayang..” ujarku seenaknya.
“Jangan dikeluarkan di dalam vaginaku ya..? Win..
tumpahkan saja di mulutku..” bisiknya di tengah-
tengah orgasmenya.

Ternyata dugaanku salah. Sekonyong-konyong,
sesuatu keluar dari dalam tubuhku yang
membuatku terangkat ke puncak kenikmatan.
Dengan cepat kucabut batang penisku dan
kubawa ke mulutnya yang sudah membuka dari
tadi.
“Crot.. crot.. crot..” spermaku belepotan di sekitar
mulut, bibir, hidung dan dagunya.
“Aku puas, Win.. nanti Kau terlambat lagi ya..?
Supaya Kita bisa melakukannya lagi..” katanya
sambil tersenyum.
Wah.. urusannya bisa panjang nih. Setelah
semuanya kering dan bersih, aku mengenakan
pakaianku kembali dan pulang dari sana. Tidak
kusangka, akibat kesiangan, kenikmatan yang luar
biasa dapat kuperoleh. Ketiga-tiganya menyatakan
kepuasan mereka. Bahkan, Susan menjadi
kekasihku. Luar biasa!


Adult | GO HOME | Exit
1/2158
U-ON

inc Powered by Xtgem.com